Selasa, 17 November 2015

Central Sterilization Supply Department (CSSD) / Pusat Sterilisasi Sentral



PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT
Pengampu :
Zudan Ady Wijaya, S. Far., Apt


Kelompok ANK 4C :
Musahadah                 (M13030014)
Rita Wahyuni              (M13030015)
Syifa Fatimah              (M13030017)

PROGRAM STUDI D III FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
2015





Central Sterilization Supply Department (CSSD)
A.    Pengertian CSSD
CSSD (Central Sterile Supply Department) atau Pusat sterilisasi merupakan salah satu dari mata rantai yang penting agar dapat mengendalikan infeksi dan mempunyai peran dalam upaya menekan kejadian infeksi terutama infeksi nosokomial, hal ini dikarenakan CSSD adalah bagian di institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan bersih atau steril. Pembentukan CSSD (Central Sterilization Supply Department) berdasarkan pada Kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa CSSD sebagai salah satu upaya dalam pengendalian infeksi di rumah sakit dan merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk Perencanaan dan Pengendalian infeksi (PPI).
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh:
1.      Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial
2.      Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit.
3.      Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.
B.     Fungsi CSSD antara lain:
1.      Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
2.      Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
3.      Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya
4.      Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
5.      Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan  set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
6.      Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrument
7.      Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
8.      Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
9.      Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
10.  Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlaku
11.  Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayana
12.  Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru
C.    Alur pelayanan CSSD
1.      Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan.
2.      Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
3.      Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4.      Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang dan instrumen mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga. Pengemasan yang dimaksudkan disini yaitu semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang sudah didisain untuk membungkus, mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
5.      Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6.      Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemudian akan disterilkan.
7.      Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf terlatih. Untuk sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri dan dilengkapi exhaust
8.      Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.
9.      Distribusi: unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang membutuhkan barang tersebut. Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masing-masing.
D.    Ruangan CSSD
1.      Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang dapat diproses ulang berada. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman. Proses dekontaminasi dan pencucian dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara otomatis menggunakan mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan mempunyai peranan yang penting di area ini.

2.      Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen yang telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar tidak digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun menggunakan pengemas rigid yang digunakan berulang. Pengemasan linen yang digunakan untuk operasi dilakukan di ruang tersendiri.

3.      Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu rendah. Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan di CSSD. Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap. Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida, Formaldehida, Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu rendah memperhatikan kebutuhan rumah sakit.

4.      Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan suhu dan kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila terdapat inventaris yang mencukupi, maka akan banyak barang dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem penyimpanan yang baik.


5.      Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par level. Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel, mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga harus tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang membawa barang atau instrumen steril.



1 komentar: